Inavoice, Perintis One Stop Solution untuk Konten Audio dan Voice … – Swa
Kecintaan Jatmiko Kresnatama pada dunia audio dan sound engineering mendorongnya untuk mendirikan voice over agency yang dinamakan Inavoice. Miko, sapaan akrabnya, berkecimpung di dunia audio sejak 2012 dengan bekerja dari satu studio ke studio lain. Pekerjaannya terkait kegiatan untuk menggarap film, musik, iklan, voice over, hingga live recording.
Melihat peluang bahwa suplai pasar voice over kini berkembang pesat dan belum terstandardisasi, Miko bersama tiga temannya ‒Risna Fajar Rosedra, Indar Adhi Kusuma, dan Henry Yunan Lennon‒ akhirnya meluncurkan platform layanan Inavoice pada September 2020 di Yogyakarta.
Platform Inavoice hadir sebagai wadah bagi para voice over talent untuk menawarkan jasa mereka. Voice over talent adalah para profesional yang berperan mengisi suara untuk menyampaikan pesan dari naskah yang telah ditulis oleh script writer ataupun klien untuk beragam proyek.
Dalam hal ini, Inavoice turut mendukung kinerja mereka dengan menyediakan peralatan studio rekaman berstandar penyiaran profesional, perangkat audio dan software pengeditan, digital audio workstation, hingga tenaga engineer berpengalaman.
Menurut Miko, perkembangan voice over talent yang meningkat pesat tidak terlepas dari efek resesi ekonomi akibat pandemi yang menuntut orang mencari celah untuk mendapatkan side income. “Profesi ini dianggap bisa mengakomodasi hal tersebut,” ujar CEO Inavoice ini.
Yang jelas, tumbuhnya jumlah talenta pengisi suara di Indonesia merupakan hal positif bagi perkembangan industri ini. Pasalnya, klien jadi punya beragam pilihan jenis suara dan harganya. Dengan adanya voice over agency seperti Inavoice (yang sejauh ini perkembangannya masih bersifat self funding), para voice talent dimudahkan dalam mendistribusikan sebanyak mungkin voice sample mereka agar bisa ditemukan oleh calon klien yang sedang membutuhkan jasa voice over.
Hingga saat ini, Inavoice telah menjaring lebih dari 240 voice talent. Para voice talent ini ternyata tidak hanya dari Indonesia, tapi juga dari 30 negara lain. Selain menyediakan voice talent, platform Inavoice juga menawarkan audio marketplace untuk memudahkan klien atau content creator membeli background musik.
Untuk menjaring talenta unggulan, Inavoice tidak mengalami kesulitan karena memang saat awal berdiri banyak sekali orang yang ingin menjadi voice over talent. Apalagi, ungkap Miko, sebelumnya dia telah memiliki hubungan yang baik dengan para broadcaster di Yogyakarta yang bisa menjadi talenta awal bagi Inavoice.
“Setelah itu, dengan sendirinya teman-teman talent mengirimkan demo suaranya kepada kami,” ujarnya. Di luar itu, Inavoice juga melakukan audisi voice talent tiap tahun. Sumber revenue Inavoice sejauh ini dari produksi voice over, audiobook, serta musik dan jingle.
“Model bisnis Inavoice adalah B2B, tapi kami menerapkan pola komunikasi C2C, di mana kami men-treat klien-klien kami dengan gaya komunikasi personal, agar tidak berjarak dan less formal.”
Jatmiko Kresnatama, Co-Founder & CEO Inavoice
Pada dasarnya, Inavoice tidak hanya menjual voice over production kepada klien, tapi juga mencoba menawarkan paket lengkap. Mulai dari jasa voice over production, music production, voice and music editing, mixing, serta mastering. Adapun dalam hal layanan audio marketplace, Inavoice telah memiliki banyak music bank yang dkirimkan oleh para kontributor, sehingga pelanggan bisa membeli langsung lagu berlisensi melalui website Inavoice.
“Model bisnis Inavoice adalah B2B, tapi kami menerapkan pola komunikasi C2C, di mana kami men-treat klien-klien kami dengan gaya komunikasi personal, agar tidak berjarak dan less formal,” Miko menjelaskan.
Hingga saat ini sudah cukup banyak perusahaan dan brand yang menggunakan jasa Inavoice. Di antaranya, Microsoft, Bank Indonesia, WHO, Unicef, Shopee, Allianz, Transjakarta, Bank Syariah Indonesia, McDonald’s, Kimia Farma, BPJS Kesehatan, Telkomsel, KAI, dan lembaga Presidensi G20 Indonesia. Kebutuhannya macam-macam, seperti pembuatan video company profile, iklan, dan kampanye pemasaran.
“Di tahun 2022, Inavoice telah bekerjasama dengan 145 klien, dengan hasil durasi voice over yang diproduksi sebanyak lebih dari 1.000 menit,” kata Miko. Dia berharap di masa depan industri voice over semakin dikenal oleh masyarakat luas serta dapat memproduksi konten-konten berkualitas. (*)
Jeihan K. Barlian
www.swa.co.id
Get the most out of SWA by signing in to your account
Or select your favorite social network to get started
source