0811-1200-4800


Pandemi Covid-19 dan perkembangan zaman yang pesat merupakan alasan Dentsu Creative Indonesia (DCI) melakukan transformasi digital besar-besaran. Ketika dunia dalam keadaan yang tidak pasti akibat pandemi, pihaknya tahu dan harus melakukan sesuatu agar dapat berinovasi dalam melakukan bisnis.


Laju transformasi pun menjadi sebuah tantangan saat itu karena dituntut untuk dapat memberikan solusi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Hanya dalam waktu empat minggu, perusahaan ini berhasil melakukan transformasi demi para kliennya. Transformasi ini pun merupakan kesempatan bagi DCI untuk berubah di saat dunia sedang tidak menentu akibat pandemi.


Memang, banyak aspek yang mendorong DCI melakukan transformasi digital. Seperti demand dari klien agar DCI bisa memberikan solusi yang lebih baik lagi di masa-masa yang sulit. “Kami selalu mengedepankan klien kami, sehingga goal yang ingin kami capai adalah kesuksesan klien dalam melakukan bisnis di waktu yang menantang ini,” kata Wisnu Satya Putra, CEO DCI.


Transformasi digital besar-besaran yang dilakukan DCI berada pada bidang operation karena bidang ini adalah core perusahaan. Bidang operation meliputi divisi account service, creative, dan production. Ketiga divisi inilah yang mengalami transformasi digital tiga tahun belakangan ini.


Seperti apa gambaran roadmap transformasinya? Menurut Wisnu, hal pertama yang dijalankan DCI adalah mengubah struktur organisasi perusahaan. Pihaknya melihat hal ini merupakan sebuah kesempatan untuk menjadi lebih agile dan inovatif.


Berangkat dari hal yang mendasar seperti struktur organisasi, kemudian pihaknya maju dengan transformasi sistem kerja. Struktur yang dibuat pun mendukung transformasi lanjutan pada sistem kerja. “Kami menyebut struktur organisasi kami sebagai solution team structure di mana semua divisi bersatu membentuk tim gabungan,” katanya.


Di dalam tim tersebut, posisi setiap orang sangatlah penting dan tidak floating, sehingga memudahkan semua orang di dalam tim untuk berkomunikasi. Kemudian, pihaknya mengubah sistem kerja dengan memberlakukan sistem solution-based: setiap orang di dalam tim tersebut berhak menyumbangkan ide dan bergiliran untuk mengepalai sebuah proyek. “One dedicated team, one vision, move together,” ujarnya.


Dengan sistem tersebut, DCI berhasil mengembangkan 20 tim ahli, yang terdiri dari 400 orang. Tim ini bertanggung jawab mengelola setiap klien yang diberikan kepada tim itu.


Terakhir, perusahaan ini mengubah sistem project management: kini setiap tim mempunyai project manager masing-masing untuk mempermudah alur kerja mereka. Dalam hal ini, DCI menggunakan infrastruktur perusahaan dalam melakukan komunikasi. “Kami memiliki sistem komunikasi berbasis platform (Microsoft) yang telah lama kami gunakan untuk berkomunikasi antarnegara,” kata Wisnu.


DCI pun melakukan transformasi secara menyeluruh. Semua orang terlibat di dalamnya. Demi menjadi perusahaan yang future-proof terhadap tantangan digital, tidak ada satu pun orang di timnya yang tidak bertransformasi. Dimulai dari level manajemen hingga seluruh lapisan tim.


Dalam melakukan transformasi pun, terdapat sejumlah tantangan. Hal yang paling menantang adalah ketika semua orang di dalam perusahaan ini diharuskan berubah dalam hal bagaimana mereka bekerja ketika transformasi ini harus terjadi.


Tantangan yang terjadi, pertama, tidak bisa melakukan kontak fisik saat pandemi. Kedua, pihaknya harus bekerja di dalam satu tim yang sama sepanjang tahun. Ketiga, pihaknya harus berjalan maju berdampingan dengan klien yang sudah ditetapkan.


Beruntung, kami memiliki tekad kuat untuk membawa client success dan didukung oleh platform komunikasi yang baik. Pastinya, banyak sekali tantangan secara platform di awal. Kami terus-menerus evaluasi dan memantapkan sisi teknologi kami sehingga dapat mengubah platform kerja kami untuk menjadi lebih fleksibel dan mobile,” ungkap Wisnu.


Upskilling karyawan pun masih dilakukan sampai hari ini. Di awal transformasi digital, DCI banyak melakukan evaluasi, mulai dari capability re-assessment, capability retirement, dan capability expansion. Hal ini dilakukan agar pihaknya bisa terus relevan dengan perkembangan zaman.


Dengan telah melakukan transformasi digital, banyak kompetensi baru yang dilahirkan. Contohnya, automasi produksi ide yang mempercepat delivery dari output kreativitas DCI. Karena perusahaan ini bergerak di bidang jasa marketing dan komunikasi, percepatan delivery terhadap ide-ide kreatif sangat diharuskan.


Dalam melakukan transformasi digital, berbagai terobosan dan inovasi juga dilakukan perusahaan ini. Inovasi yang berhasil diluncurkan ialah inovasi sistem bekerja dengan format solution-based team. “Ini yang tidak dipunyai perusahaan mana pun, sehingga hal ini membuat kami lebih agile dan terarah,” ujarnya.


Mengenai pencapaian dari seluruh proses transformasinya, “Kami rasa saat ini kami berada di angka 80%-90%, apabila kami melihat dari awal mula transformasi. Tetapi, apabila kami melihat 3-5 tahun ke depan, masih banyak pekerjaan rumah yang kami harus lakukan. Tiga tahun belakangan merupakan sebuah awal dari transformasi. Transformasi penuh bisa kami capai dalam waktu 3-5 tahun dengan further advancement,” Wisnu menjelaskan.


Transformasi ini juga mengubah cara berpikir dan berproses di perusahaan ini. Dengan relevansi yang tinggi, agility, dan solution-based team, DCI berhasil mencapai double digit growth pada tiga tahun belakangan ini dan terus menanjak. Hal ini tentu bukan hanya untuk perusahaan ini, tapi juga untuk kliennya.


Transformasi pun mengubah cara berkomunikasi dan mengolah data di DCI. Kecepatan yang merupakan hasil transformasi telah memudahkan kedua belah pihak, yaitu DCI dan kliennya, untuk lebih maju dan mempunyai impact yang positif. Automasi tadilah yang mempermudah DCI dalam melayani klien.


Sebelumnya, ketika kami dihadapkan brief dari klien, kami bisa deliver dalam waktu 10 hari kerja dengan sistem kerja yang lama. Saat ini, kami bisa men-deliver maksimal tiga hari kerja,” kata Wisnu membandingkan sebelum dan setelah adanya transformasi digital.


Tentu, dengan adanya transformasi ini, pengelolaan bisnis DCI terbantu dan berkembang secara pesat dengan automasi digital yang memudahkannya untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja setiap saat, secara real-time. Dengan transformasi digital, DCI juga berhasil melakukan efisiensi sebesar 30% dengan hasil yang positif (double digit growth). Terlebih di 2022, DCI dinobatkan sebagai Agency of The Year karena performa bisnis yang moncer.


Dampak positif dari transformasi digital adalah kami selalu menjadi yang terdepan karena kecepatan kami dalam menangkap peluang dan menghasilkan karya-karya yang lebih berkualitas. Dan, karena hal ini, kami mampu melahirkan banyak ide bisnis baru yang diterima para klien kami,” kata Wisnu.


Transformasi digital juga merupakan langkah yang paling tepat apabila perusahaan mau stay relevant dengan perkembangan zaman saat ini. Transformasi digital bukanlah suatu hal yang harus ditakuti, melainkan sebuah peluang masa depan yang menjanjikan.


Itu sebabnya, ke depan, DCI akan terus bertransformasi karena transformasi ini belum selesai dan akan terus berlanjut sampai dunia ini menuju era yang baru. Yaitu, era artificial intelligence yang diprediksi terjadi 3-5 tahun lagi. (*)


Before
After
Sistem kerja lama
Ketika mendapatkan brief dari klien, baru bisa men-deliver hasilnya dalam waktu 10 hari kerja
Sistem kerja lebih singkat
Bisa men-deliver hasil lebih cepat, yaitu maksimal tiga hari kerja, sehingga kinerja bisnis pun meningkat


www.swa.co.id


Herning Barirestu dan Dede Suryadi


Get the most out of SWA by signing in to your account

Or select your favorite social network to get started

source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Reach us on WhatsApp
1