Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam industri periklanan, advertising agency atau agensi periklanan merupakan salah satu komponen utama yang penting. Advertising agency merupakan sebuah lembaga yang membantu dan memfasilitasi baik perusahaan maupun brand dalam hal periklanan.
Dalam prakteknya, advertising agency membantu membuatkan iklan bagi pengiklan dengan berbagai layanan yang disediakan. Diantaranya adalah mulai dari ide-ide iklan kreatif hingga eksekusi di ranah digital jika periklanan dilakukan secara online.
Selain itu, advertising agency juga diharuskan untuk memahami dasar-dasar marketing di semua channel agar bisa menciptakan iklan yang berkualitas dan efisien.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jenis-jenis Kegiatan Advertising
Kegiatan advertising merupakan kegiatan yang sangat penting dan diperlukan bagi sebuah bisnis baik yang berskala besar maupun kecil. Di dalam dunia marketing, terdapat beberapa jenis advertising yang berdasar pada definisi, parameter dan hasil yang ada.
Beberapa contohnya yang banyak dikenal yakni seperti Above The Line (ATL) dan Below The Line (BTL).
Apa Itu ATL?
Above The Line (ATL) merupakan aktivitas pemasaran dan periklanan yang diarahkan ke publik tanpa target audiens tertentu, sehingga advertising jenis ini menjangkau audiens yang luas dan tidak terbatas.
Hal tersebut ditujukan untuk membangun reputasi dan identitas brand maupun produk atau jasa yang ditawarkan agar publik mengetahui.
Biasanya, media iklan dalam jenis advertising ATL ini dipublikasikan melalui spanduk, web banner, televisi, hingga iklan di internet dan media sosial.
Media-media yang terdapat dalam ATL mempunyai karakteristik strategi kreatif yang berbeda-beda.
Untuk keperluan mengenalkan brand baru, ATL merupakan cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mempromosikan produk maupun mengenalkan brand baru.
Apa Itu BTL?
Below The Line (BTL) merupakan aktivitas periklanan dan pemasaran yang diarahkan untuk suatu target audiens tertentu yang sesuai dengan produk atau brand.
Pada dasarnya, advertising jenis BTL adalah aktivitas periklanan yang media promosinya tidak disiarkan melalui media massa.
Secara sederhana, BTL diartikan sebagai strategi pemasaran langsung (direct marketing) yang ditujukan untuk kelompok individu tertentu dan berfokus terhadap konversi.
Jika dibandingkan dengan ATL, BTL memiliki target audiens yang lebih sedikit dan spesifik karena jangkauan audiensnya terbatas. Meskipun demikian, kegiatan BTL dapat membuat brand memiliki interaksi dan hubungan langsung dengan audiens.
Selain itu, melalui BTL brand juga akan mendapatkan kepercayaan dari pelanggan dengan lebih mudah. Popcult Unggulkan Strategi Marketing yang Ampuh
Sebagai independent advertising agency yang profesional di bidangnya, Popcult tidak hanya mengunggulkan kreatifitas dalam menciptakan iklan.
Popcult yang telah berpengalaman dalam menangani klien-klien blue chip seperti Indofood, Hisamitsu, Dexa Group, Smartfren, dan Kapal Api, juga memahami dasar-dasar marketing di semua channel seperti ATL, BTL hingga digital secara terperinci dan menyeluruh.
Tidak hanya itu saja, Popcult juga mampu melahirkan kreatifitas untuk diimplementasikan ke channel-channel tersebut.
“ATL agency atau creative agency biasanya hanya memahami komunikasi besar, mereka terbiasa membuat komunikasi atas, untuk kebutuhan televisi, namun kurang paham implementasi di ranah yang lebih spesifik seperti digital. Digital agency biasanya hanya paham eksekusi di ranah digital namun tidak paham komunikasi atas,” jelas Khairul Akbar, selaku Co-Founder, CEO, dan ECD Popcult.
“Popcult paham keduanya, ini membuat Popcult mampu membuat komunikasi atas sekaligus membuat eksekusi di ranah digital. Hal ini tidak dimiliki oleh agency lain, sehingga sering kali ketika Popcult ditunjuk sebagai digital agency, Popcult juga mengambil role ATL agency. Ini membuat proses kerja lebih efisien untuk klien.” Sambungnya.
Disamping itu, Popcult juga memegang prinsip bahwa Popcult hanya bisa tumbuh ketika klien yang ditangani juga tumbuh. “Kami selalu terdorong untuk membantu untuk membuat klien kami terus tumbuh di ranah kami,” kata Khairul Akbar.
“Di Popcult ada dua pihak yang harus dipuaskan, yaitu klien kami dan diri kami sendiri. Di banyak kasus, memuaskan diri kami sendiri ternyata lebih sulit. Kami mendorong setiap Popsies (panggilan untuk karyawan Popcult) untuk selalu memberikan yang terbaik, bekerja dengan hati, dan ini tidak mudah ketika pekerjaan sudah terlalu banyak.” Tutupnya.