Jakarta, CNBC Indonesia – Modus penipuan baru melalui WhatsApp kembali muncul. Chat berisi tawaran pekerjaan ini berakhir dengan korban yang kehilangan sejumlah uangnya.
Pakar Keamana Siber, Alfons Tanujaya menjelaskan penipuan ini dimulai saat nomor korban dihubungi penipu. Mereka akan menawarkan pekerjaan freelance dengan iming-iming menggiurkan yakni jam kerja fleksibel, dari mana saja dan tanpa target.
“Dan cukup subscribe channel medsos saja sudah bisa mendapatkan uang tunai 900 ribu sampai 1,8 juta rupiah setiap hari. Benar-benar kerjaan impian masa kini,” kata Alfons dalam keterangan yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (31/5/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Alfons menjelaskan biaya tiap subscriber sekitar Rp 10 ribu. Dia juga mencatat Vaksincom tidak tahu kebenaran pemilik kanal bersedia membayar untuk mendapatkan pelanggan.
Dari pendapatan yang didapatkan korban terdapat spekulasi kripto yakni dengan cashback 30% dari deposit yang disetorkan. Mereka berjanji dalam 10 menit uang akan ditransfer kembali.
Alfons menyebut penipuan dengan skema like and subscribe mirip dengan ponzi robot trading. Jadi korban akan mendapatkan bayaran sesuai yang dijanjikan, kemudian ditawarkan pendapatan lebih besar namun dengan memberikan uangnya lebih dulu.
“Jika korbannya sudah percaya, kemudian ia akan ditawari kesempatan untuk mendapatkan hasil lebih besar lagi, tetapi kali ini tidak gratis melainkan ia harus menginvestasikan uangnya guna mendapatkan imbal hasil yang dijanjikan,” ujar Alfons.
Untuk membuat korban lebih percaya, para pelaku akan memasukkan mereka ke dalam satu grup Telegram. Di sana mereka bisa melihat tugas yang diberikan pada anggota lain dan mendapatkan bayaran.
Saat ada tugas baru yang harus memberikan uang, member lain juga terlihat mengambil kesempatan itu. Menurut Alfons, para pelaku memanfaatkan situasi Fear of Missing Out (FOMO) atau takut ketinggalan tren.
“Di mana member lain terlihat sangat aktif melakukan transaksi dan mendapatkan uang sehingga korban akan terbawa dan ikut mengambil paket yang ditawarkan,” jelasnya.
Untuk menghindari skema penipuan ini, Alfons mengingatkan untuk langsung menolak dan blokir nomor tersebut. “Jika anda tidak mau pusing, tolak saja tawarannya dan kalau perlu blok kontak tersebut,” pungkasnya.